PROSES BELAJAR MENGAJAR (PBM) SECARA LURING, DARING, DAN BLENDED LEARNING
Peran pendidikan adalah dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Masyarakat yang berpendidikan tentu memiliki kualitas hidup yang lebih baik dari pada yang tidak berpendidikan, kesejahteraan batiniah dan lahiriah juga mempengaruhinya. Bangsa yang cerdas pasti masyarakatnya memiliki sumber daya manusia yang berkualitas juga. Untuk itu belajar sangat penting bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Pentingnya belajar untuk belajar (learning to learn) menumbuhkan sikap terbuka terhadap adanya perubahan dan tantangan globalisasi yang semakin modern dan menantang.
Masa Pandemi Corona Virus 19 (covid 19) ini membuat proses pembelajaran yang biasanya dilaksanakan dengan tatap muka di depan kelas, tak dapat dilaksanakan lagi, hal ini karena adanya khawatiran makin menyebarnya covid19. Perlunya alternatif pembelajaran untuk menunjang kualitas pembelajaran yang baik demi keberlangsungan pendidikan putra dan putri bangsa Indonesia.
Penerapan pembelajaran daring di masa adaptasi kebiasaan baru sangatlah berperan dalam pelaksanan pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran daring di mana pendidik dan peserta didik bertemu langsung dengan pembelajaran secara online yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
- Arti Daring dan Luring
Sebelum masuk ke dalam pembahasaan perbedaan di antara keduanya, mari mengenal arti daring dan luring. Keduanya merupakan kata singkatan. Daring berarti dalam jaringan, sedangkan luring adalah luar jaringan.
- Definisi Pembelajaran Daring dan Luring
Pembelajaran daring adalah sistem belajar tanpa tatap muka secara langsung dengan memanfaatkan komunikasi dan teknologi internet serta dilaksanakan secara online. Untuk pembelajaran luring artinya adalah bentuk belajar yang dilaksanakan dengan pertemuan fisik secara langsung tanpa bantuan teknologi internet untuk komunikasi. Semuanya berlangsung secara offline. Dari sisi definisi sudah berbeda. Tentu saja masih ada perbedaan lain dari penerapannya dengan berbagai ciri-ciri tersendiri.
- Perbedaan Belajar Daring dan Luring
Kamu harus tahu perbedaan ciri-ciri pembelajaran masing-masing. Ada beberapa kondisi ketika pembelajaran bisa disebut daring, yaitu:
- Menggunakan medium teknologi jaringan internet untuk komunikasi
- Menggunakan sistem untuk bisa tatap muka
- Bisa diikuti dari berbagai lokasi
- Tidak terbatas waktu
- Bersifat siap melayani dan bisa langsung dilaksanakan
Namun bagaimana dengan pembelajaran luring?
- Semua peserta dalam satu lokasi atau ruang yang sama
- Hadir secara fisik
- Tidak menggunakan teknologi jaringan dalam komunikasi
Dari beberapa poin di atas sudah terlihat perbedaan di antara pembelajaran daring dan luring. Jika kamu menggunakan beberapa aplikasi yang terhubung dengan internet untuk belajar, seperti Zoom, Google Meet, dan sejenisnya, maka itu disebut pembelajaran daring. Tapi bagaimana kalau menggunakan aplikasi seperti Microsoft Word untuk mengerjakan tugas? Apakah itu disebut pembelajaran daring? Sebenarnya tidak. Itu masih menjadi bagian dari pembelajaran luring.
Di tengah pandemi saat ini, pembelajaran daring menawarkan tingkat keamanan dan kenyamanan yang jauh lebih baik. Pembelajaran daring mampu menghindari perihal kontak fisik secara langsung sehingga tetap menjaga kesehatan dari setiap peserta didik .
Di luar itu semua, penyebaran teknologi di Indonesia juga kian hari semakin baik. Terbukti dari semakin banyaknya orang yang mengenal teknologi internet untuk berkomunikasi. Kondisi ini membuat proses pembelajaran daring lebih mudah dilakukan. Jaringan internet yang cepat dan stabil serta menggunakan teknologi terdepan sudah bisa dirasakan di berbagai tempat.
Sebuah kondisi dikatakan daring apabila memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
- Di bawah pengendalian langsung dari alat yang lainnya.
- Di bawah pengendalian langsung dari sebuah sistem.
- Tersedia untuk penggunaan segera atau real time.
- Tersambung pada suatu sistem dalam pengoperasiannya,
- Bersifat fungsional dan siap melayani
Selama pelaksanaan model daring, peserta didik memiliki keleluasaan waktu untuk belajar. Peserta didik dapat belajar kapan pun dan di mana pun, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Peserta didik juga dapat berinteraksi dengan guru pada waktu yang bersamaan, seperti menggunakan video call atau live chat. Pembelajaran daring dapat disediakan secara elektronik menggunakan forum atau message.
Belajar secara daring tentu memiliki tantangannya sendiri. Siswa tidak hanya membutuhkan suasana di rumah yang mendukung untuk belajar, tetapi juga koneksi internet yang memadai. Namun, proses pembelajaran yang efektif juga tak kalah penting. Berikut ini tips agar siswa dapat bejalar daring dengan efektif:
- Komunikasi antar tenaga pengajar dan siswa harus berjalan dengan baik pada saat melakukan video call.
- Aktif dalam berdiskusi baik dengan tenaga pengajar atau teman-teman.
- Managemen waktu bagi para siswa sangat penting. Meski belajar di rumah, pastikan siswa membuat catatan mana saja tugas yang sudah dikerjakan, dan mana tugas yang harus segera kamu selesaikan.
- Jangan lupa untuk tetap bersosialisasi dengan orang lain, termasuk anggota keluarga di rumah, serta teman-teman sekelas di luar sesi video call untuk mengasah kemampuan bersosialisasi.
Sistem pembelajaran luring (luar jaringan) artinya pembelajaran dengan memakai media, seperti televisi dan radio. Jika peserta didik menulis artikel atau mengerjakan tugas di Microsoft Word dan tidak menyambungkannya dengan jaringan internet, maka itu adalah contoh aktivitas luring dan Jika siswa melakukan offline conference dengan bertemu secara langsung tanpa menggunakan internet, hal itu adalah contoh aktivitas luring.
Sistem pembelajaran daring dan luring mau tidak mau harus tetap dilakukan di tengah pandemi COVID-19. Sebab, tidak mungkin peserta didik dibiarkan libur panjang hingga virus corona pergi. Dan kita tidak tau kapan virus corona ini hilang dari permukaan bumi. Dalam proses pembelajaran daring dan luring ada beberapa kesulitan yang dihadapi siswa, antara lain:
- Jaringan internet yang lemot. Sistem pembelajaran daring dan luring dapat berjalan efektif jika jaringan internetnya bagus. Sebaliknya, ketika jaringan internetnya jelek/buruk, maka secara otomatis proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) online pasti terhambat.
- Kuota internet terbatas. Orang tua yang terkena dampak COVID-19 pasti akan kesulitan untuk membeli kuota internet. Terutama orang tua yang secara ekonomi tidak memadai. Hal ini perlu dipikirkan secara matang oleh pihak sekolah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kasihan juga orang tua. Mereka sudah terbebani karena di-PHK oleh perusahaan, ditimpal lagi oleh beban keharusan membeli kuota internet.
- KBM tidak efektif. Sistem pembelajaran daring dan luring tentu tidak seefektif pembelajaran di sekolah. Hal ini terjadi karena beberapa faktor. Misalnya pengurangan jam mengajar. Guru-guru yang biasanya mengajar 4 jam di sekolah, terpaksa hanya mengajar selama satu jam. Dampak lanjutnya, peserta didik akan kesulitan memahami materi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat.
Kesulitan diatas harus segera dicarikan solusinya agar mutu pendidikan tidak menurun,
berikut ini solusi yang mungkin dapat diterapkan untuk mengurangi tiga kesulitan di atas:
- Bantuan pemerintah dan sekolah. Terkaitnya dengan orang tua yang kesulitan mendapatkan kuota internet, saya kira pemerintah perlu hadir dan bahkan memberikan suntikan dana. Maksudnya, pemerintah tidak hanya membuat regulasi dan kebijakan pembelajaran melalui sistem Daring dan Luring di setiap sekolah. Akan tetapi, pemerintah mau tidak mau harus menyediakan anggaran khusus untuk pembelian kuota internet bagi peserta didik yang orang tuanya tidak mampu. Demikian juga sekolah. Perlu ada bantuan khusus bagi orang tua yang secara ekonomi tidak mampu. Terlebih lagi untuk peserta didik yang orang tuanya terkena dampak corona. Semisal di-PHK oleh perusahaan, tempat di mana mereka mencari nahkah.
- Masalah KBM yang kurang efektif. Sekolah dan para staffnya perlu menemukan cara tersendiri agar materi yang dipelajari sebisa mungkin dapat dipahami oleh peserta didik. Tidak harus memaksa peserta didik untuk memami materi pembelajaran secara 100 %, 50-70 % saja sudah cukup. Setidaknya mereka tetap memahami materi yang sedang dipelajari.
Sistem Daring dan Luring ini menuntut guru untuk kreatif dalam mendidik peserta didik. Semoga para guru tetap semangat dalam menciptakan sistem pembelajaran daring dan luring yang kreatif dan inovatif. Hidup guru, Hidup pendidikan Indonesia…!
- Blended Learning
Pembelajaran blended learning merupakan salah satu solusi untuk menjadikan proses pembelajaran interaktif sehingga siswa dapat belajar dimana pun dan kapan pun karena adanya sumber informasi lainnya yang tidak hanya berasal dari guru di sekolahnya. Terdapat dua model pembelajaran blended learning, yaitu model blended learning on-line untuk sekolah yang siswanya sudah akrab dengan komputer dan internet, serta blended learning off-line untuk sekolah yang siswanya belum akrab dengan internet seperti di pedesaan.
Dalam penerapan pembelajaran blended learning dibutuhkan ketersediaan sarana dan prasarana yang berbasis teknologi seperti komputer dan proyektor. Hal tersebut merupakan hal utama yang diperlukan dalam penerapan blended learning yang mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dengan online. Selain itu juga diperlukan video-video pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Video interaktif seorang guru yang mengajarkan materi yang akan dipelajari juga dibutuhkan, selain sebagai media pembelajaran hal tersebut dapat memberikan penyegaran bagi siswa karena teradapat gaya penyampaian informasi yang berbeda.
Blended learning menuntut guru mengembangkan desain pembelajaran yang disesuaikan secara holistik dengan teori belajar, teori motivasi, teori persepsi, teori pembelajaran, kurikulum serta kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran berbasis teknologi dengan kemampuan interaksi dengan siswa. Untuk itu perlu dilakukan pelatihan sehingga guru mampu untuk mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online sehingga siswa dapat belajar mandiri. Dengan demikian, pembelajaran berbasis blended learning merupakan pilihan terbaik yang digunakan dalam proses pembelajaran karena di dalamnya siswa akan lebih aktif dalam berkomunikasi dengan guru maupun dengan siswa dan juga
untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan daya tarik yang lebih besar dalam berinteraksi antar siswa dalam lingkungan belajar yang beragam serta pembelajaran berbasis blended learning ini memfasilitasi kegiatan belajar dengan menyediakan berbagai sumber belajar dengan memperhatikan karakteristik siswa dalam belajar.
Oleh : Retno Tri Wardani, S.Pd
2 Komentar
Sangat menginspirasi, dalam era digital seperti sekarang diperlukan metode pembelajaran yg mudah dan cepat dipahami peserta didik.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Pembelajaran PAI Kelas 4 Bab I Surah al-Falaq
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Bagaimana kabarnya anak-anak, semoga kalian dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan Allah Swt. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan keharibaan
Pembelajaran PAI Kelas 5 Bab I Surah at-Tiin
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Bagaimana kabarnya anak-anak, semoga kalian dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan Allah Swt. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan keharibaan
Pembelajaran PAI Kelas 6 Bab I Surah al Kafirun
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Bagaimana kabarnya anak-anak, semoga kalian dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan Allah Swt. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan keharibaan
[removed][removed]